
Samarinda, 24 Oktober 2025 — Di tengah derasnya arus digitalisasi yang melanda hampir seluruh sektor kehidupan, dunia pendidikan pun dituntut untuk terus beradaptasi. Guru, sebagai ujung tombak pendidikan, kini tidak hanya dituntut mahir dalam pedagogi dan metodologi, tetapi juga harus memahami teknologi yang berkembang begitu cepat. Menjawab tantangan tersebut, Lembaga Penyelenggara Diklat (LPD) Yayasan Pinbuk Indonesia) menggelar kegiatan “Pembelajaran Koding dan Kecerdasan Artifisial (AI)” bagi para guru di wilayah Kutai Kartanegara 2, yang berlangsung selama tiga hari, mulai 22 hingga 24 Oktober 2025 di CV. Grand Nusa Comput Indo, Jalan Siradj Salman, Samarinda.
Pelatihan ini menjadi bagian dari upaya besar untuk membangun kemampuan literasi digital para tenaga pendidik, sekaligus sebagai penutupan rangkaian kegiatan pembelajaran koding wilayah Kukar 2 yang telah berjalan sejak beberapa bulan sebelumnya.
Pelatihan yang Menginspirasi Guru untuk Melangkah ke Dunia Digital
Kegiatan yang berlangsung sejak pukul 08.30 hingga 15.30 WITA setiap harinya ini menghadirkan suasana belajar yang interaktif dan menyenangkan. Para guru dari berbagai sekolah di wilayah Kutai Kartanegara tampak antusias mengikuti setiap sesi yang disajikan oleh fasilitator dari LPD Yayasan Pinbuk Indonesia.
Pada hari pertama, peserta diperkenalkan pada konsep dasar pemrograman (koding)—sebuah kemampuan yang kini dianggap setara pentingnya dengan kemampuan membaca dan berhitung di era digital. Materi disampaikan dengan bahasa yang sederhana dan disesuaikan dengan latar belakang guru yang sebagian besar belum memiliki pengalaman langsung dalam pemrograman komputer.
Seorang peserta menyampaikan bahwa pada awalnya ia sempat merasa bingung mendengar istilah-istilah seperti algorithm, syntax, dan loop. Namun, setelah dijelaskan dengan contoh yang sederhana, ternyata hal tersebut mudah dipahami dan bahkan dapat dipraktikkan. Banyak peserta merasa bangga karena mampu membuat program kecil yang bisa dijalankan secara mandiri.
Pihak fasilitator menjelaskan bahwa tujuan utama kegiatan ini bukan menjadikan guru sebagai programmer profesional, melainkan membuka wawasan bahwa koding dan AI dapat menjadi alat bantu dalam proses pembelajaran. Para guru diharapkan mampu melihat teknologi sebagai sahabat baru yang dapat membantu mereka di kelas. Dengan koding sederhana, misalnya, guru bisa membuat simulasi pembelajaran yang menarik dan interaktif untuk siswa.
Kecerdasan Buatan untuk Pembelajaran Abad 21
Pada hari kedua, fokus pelatihan beralih pada kecerdasan buatan (artificial intelligence). Para peserta diajak memahami bagaimana AI bekerja dan bagaimana penerapannya dapat membantu guru dalam menyiapkan pembelajaran yang lebih efektif. Mulai dari penggunaan aplikasi berbasis AI untuk membuat soal otomatis, hingga penerapan teknologi pengenalan suara dan gambar untuk mendukung pembelajaran anak-anak berkebutuhan khusus.
Materi ini membuka wawasan banyak guru bahwa AI bukanlah sesuatu yang menakutkan atau hanya milik para ahli teknologi, melainkan bisa digunakan dalam konteks pendidikan sehari-hari.
Beberapa peserta mengungkapkan bahwa sebelumnya mereka mengira AI hanya digunakan pada robot atau perusahaan besar. Namun setelah mengikuti pelatihan, mereka memahami bahwa teknologi tersebut dapat membantu guru dalam berbagai hal, seperti membuat bahan ajar, menyusun soal, hingga menilai tugas siswa dengan lebih cepat dan akurat.
Para fasilitator kemudian memberikan praktik langsung dengan memanfaatkan beberapa aplikasi berbasis AI yang mudah diakses. Peserta mencoba membuat presentasi otomatis menggunakan generator berbasis AI, serta membuat kuis interaktif yang dapat menilai jawaban siswa secara otomatis.
Dengan pelatihan seperti ini, para guru tidak hanya mengenal teknologi, tetapi juga belajar bagaimana menggunakannya secara bijak dalam pendidikan. AI bukan untuk menggantikan peran guru, melainkan membantu guru agar dapat bekerja lebih efektif dan efisien.
Hari Ketiga: Kolaborasi dan Inovasi dalam Dunia Pendidikan
Memasuki hari terakhir, suasana pelatihan terasa semakin akrab. Para peserta diminta membuat proyek mini kolaboratif—sebuah ide pembelajaran berbasis teknologi yang bisa diterapkan di sekolah masing-masing. Ada yang membuat proyek pembelajaran matematika interaktif berbasis koding, ada pula yang membuat ide aplikasi pembelajaran IPA sederhana menggunakan bantuan AI.
Setiap kelompok mempresentasikan hasilnya di depan peserta lain, disertai sesi tanya jawab yang penuh semangat. Dari kegiatan ini, terlihat jelas bahwa semangat inovasi para guru tidak kalah dengan para pelajar muda di bidang teknologi.
Pihak penyelenggara menyampaikan rasa bangga melihat semangat para peserta yang berani mencoba, berani gagal, dan terus belajar. Inilah semangat pendidikan sejati yang ingin terus ditumbuhkan melalui pelatihan ini.
Pihak LPD Yayasan Pinbuk Indonesia juga menyampaikan bahwa pelatihan semacam ini akan terus dikembangkan dan diperluas ke wilayah lain di Kalimantan Timur, karena masih banyak guru yang membutuhkan dukungan dalam peningkatan kompetensi digital. Guru adalah garda terdepan pendidikan, dan jika guru melek teknologi, maka peserta didik akan lebih siap menghadapi masa depan.
Suasana Hangat dan Antusiasme Tinggi
Di sela-sela pelatihan, suasana kebersamaan terlihat jelas. Para peserta saling berbagi pengalaman, membantu satu sama lain ketika ada yang kesulitan menjalankan program, hingga berdiskusi tentang bagaimana teknologi dapat diterapkan di sekolah mereka.
Banyak guru menyampaikan bahwa kegiatan ini sangat menyenangkan dan berbeda dari pelatihan biasanya. Mereka merasa dapat belajar sambil praktik langsung, dan yang paling penting, mereka bisa saling belajar dan bertukar ide.
Fasilitator pun memberikan apresiasi terhadap semangat para peserta yang terus antusias hingga akhir kegiatan. Para guru tidak hanya menjadi peserta pasif, tetapi turut aktif berdiskusi dan mencoba berbagai inovasi selama sesi berlangsung.
Menutup Rangkaian Kegiatan Koding Wilayah Kukar 2
Pelatihan ini juga menjadi penutup dari rangkaian kegiatan pembelajaran koding wilayah Kutai Kartanegara 2, yang sebelumnya telah dilaksanakan di beberapa titik sekolah. Dalam acara penutupan, panitia menyampaikan apresiasi kepada seluruh peserta dan fasilitator yang telah berpartisipasi aktif dalam seluruh rangkaian kegiatan.
Acara penutupan berlangsung sederhana namun penuh makna. Suasana haru dan bahagia tampak ketika para peserta menerima sertifikat sebagai bentuk penghargaan atas partisipasi mereka. Tidak sedikit guru yang menyampaikan keinginan agar pelatihan seperti ini dilanjutkan ke tingkat lanjutan agar mereka bisa memperdalam pengetahuan tentang AI dan teknologi digital lainnya.
Kegiatan ini menjadi momentum penting bagi para guru untuk melangkah lebih jauh dalam memanfaatkan teknologi dalam dunia pendidikan.
Dampak Jangka Panjang dan Harapan ke Depan
Kegiatan ini tidak hanya memberikan keterampilan teknis, tetapi juga menumbuhkan mindset baru tentang pembelajaran abad ke-21. Para guru mulai menyadari pentingnya beradaptasi dengan teknologi untuk menciptakan pembelajaran yang lebih relevan dan menarik bagi siswa.
Guru sebagai penggerak utama pendidikan perlu terus bertransformasi agar tidak tertinggal oleh perkembangan zaman. Dengan memanfaatkan koding dan kecerdasan buatan, guru dapat merancang pembelajaran yang lebih kreatif, interaktif, dan efisien.
Pihak penyelenggara berkomitmen untuk terus mendukung program peningkatan literasi digital bagi tenaga pendidik. Mereka berencana meluncurkan program lanjutan berupa “Pelatihan Implementasi AI untuk Pembelajaran Berbasis Proyek” yang akan difokuskan pada penerapan teknologi di kelas.
Selain itu, kolaborasi dengan pemerintah daerah juga diharapkan semakin kuat. Dukungan dari Dinas Pendidikan dan instansi terkait sangat dibutuhkan agar program seperti ini dapat menjangkau lebih banyak guru, terutama di daerah yang akses teknologinya masih terbatas.
Membangun Ekosistem Pendidikan Digital di Daerah
Kegiatan ini juga menjadi bukti bahwa semangat inovasi pendidikan tidak hanya tumbuh di kota-kota besar. Di Samarinda dan Kutai Kartanegara, para guru menunjukkan bahwa mereka mampu beradaptasi dengan perubahan dan memiliki semangat belajar yang tinggi.
Pelatihan seperti ini dinilai sangat penting untuk membangun ekosistem pendidikan digital yang sehat di daerah. Jika satu guru mampu menginspirasi guru-guru lain di sekolahnya, maka perubahan akan menyebar dengan cepat. Pendidikan digital tidak lagi menjadi impian, tetapi kenyataan yang bisa diwujudkan bersama.
Akhir yang Optimistis
Menjelang akhir acara, seluruh peserta berfoto bersama dengan wajah penuh semangat. Di tangan mereka tergenggam sertifikat, namun yang jauh lebih berharga adalah pengetahuan baru, pengalaman kolaboratif, dan keyakinan bahwa teknologi bisa menjadi sahabat dalam mengajar.
Kegiatan Pembelajaran Koding dan Kecerdasan Artifisial (AI) ini bukan sekadar pelatihan, melainkan simbol dari perubahan paradigma pendidikan. Dari sekadar mengajar, menjadi menginspirasi dengan teknologi.
Bagi para guru di Kutai Kartanegara, langkah kecil yang mereka ambil di ruang pelatihan CV. Grand Nusa Comput Indo ini adalah langkah besar menuju masa depan pendidikan yang lebih cerdas, kreatif, dan relevan dengan zaman.

